2. Kemampuan hard skil dan soft skil seorang manajemen :
Secara umum, seseorang idealnya diharapkan mempunyai kemampuan dan kualitas yang baik pada Hard Skill maupun Soft Skill. Soft skill kini menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuksesan karir seseorang dan dapat turut meningkatkan kinerja organisasi.
Bagi pembelajar, terlepas dari apakah siswa / mahasiswa ingin bekerja pada orang lain atau membuka usaha sendiri, yang jelas soft skill sangat diperlukan. Bukan hanya untuk lingkup dunia kerja, namun juga dalam tiap sendi kehidupan. Mahasiswa sebaiknya aktif berkegiatan apa pun yang positif. Jangan jadikan tak punya waktu sebagai alasan. Kuncinya, pandai mengatur skala prioritas dan time management.Jangan hanya lulus dengan gelar.
SOFT SKILL
Pengertian dan pemahaman Soft Skill sangat bervariasi
§ Soft skills pada dasarnya merupakan ketrampilan personal- yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik. Soft Skills bisa juga dikatakan sebagai ketrampilan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok.
§ Soft skills merupakan istilah sosiologis yang merujuk pada sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan / kepedulian, serta optimisme. Soft skills tersebut mencakup (a) kualitas pribadi – misalnya tanggung jawab, kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi, manajemen (pengendalian) diri, dan integritas atau kejujuran; dan (b) ketrampilan interpersonal, misalnya berpartisipasi sebagai anggota kelompok, mengajar (berbagi pengetahuan) ke orang lain, melayani pelanggan, kepemimpinan, kemampuan negosiasi, dan bisa bekerja dalam keragaman.
§ Soft Skill dapat merujuk pada karakter/sifat (the custer of personlityl traits) antara lain seperti tersebut dibawah ini : 1. Pribadi yang anggun, rapi, ( social graces) ; 2. Kepiawaian berbahasa dan berbicara ( facility with language) ; 3. Kepribadian / Penampilan / pakaian yang sopan ( personal habits) ; 4. Pribadi yang ramah, bersahabat (friendliness) ; 5. Pembawaan optimis pada semua masalah yang dihadapi (optimism that mark each of us to varying degrees)
§ Soft skill terbagi menjadi dua jenis. (1) Kualitas personal, yang terdiri dari : dapat bertanggung jawab, kepercayaan diri, mampu bersosialisasi, self-management (mampu mengatur diri sendiri) dan integritas/kejujuran. (2) Interpersonal skill yang terdiri dari leadership (kepemimpinan), kemampuan bernegosiasi, mampu bekerjasama dalam tim, mau berbagi ilmu dengan orang lain, serta dapat melayani klien/pelanggan. Soft skill yang umumnya paling dibutuhkan adalah interpersonal skill dan team working skill.
Hasil survei dari National Association of College and Employee (NACE), USA (2002), kepada 457 pemimpin, tentang 20 kualitas penting seorang juara. Hasilnya berturut-turut adalah kemampuan komunikasi, kejujuran/integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi/inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, indeks prestasi (IP >= 3,00), kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha. IP yang kerap dinilai sebagai bukti kehebatan mahasiswa, dalam indikator orang sukses tersebut ternyata menempati posisi hampir buncit, yaitu nomor 17. Nomor-nomor yang menempati peringkat atas, malah kerap disangka syarat basa-basi dalam iklan lowongan kerja. Padahal, kualitas seperti itu benar-benar serius dibutuhkan.
Menurut Patrick S. O’Brien dalam bukunya Making College Count, soft skill dapat dikategorikan ke dalam 7 area yang disebut Winning Characteristics, yaitu, communication skills, organizational skills, leadership, logic, effort, group skills, dan ethics. Kemampuan nonteknis yang tidak terlihat wujudnya (intangible) namun sangat diperlukan itu, disebut soft skill.
Ketidakseimbangan pendidikan di ruang kuliah yang lebih bertumpu pada hard skill, tentu saja perlu segera diatasi, antara lain dengan memberikan bobot lebih kepada pengembangan soft skill. Implementasi soft skill tersebut dapat dilakukan baik melalui kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Penerapan atribut soft skill di ruang kelas, misalnya, lebih banyak lagi tugas presentasi, diskusi kelompok, sampai role play. Dengan tujuan, semakin mengasah kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Hal ini penting sebagai aplikasi pendidikan yang bukan sekadar bagaimana dosen mengajar dengan baik (teacher centre learning), tapi bagaimana mahasiswa bisa belajar dengan baik (student centre learning).
Hard Skill
§ Hard skill dapat di pahami adalah Kemampuan seseorang yang secara nyata dapat diketahui, bersifat tangible. Hard Skill dapat pula dianggap sebagai Kompetensi keahlian seseorang sebagai usaha mencapai kinerja yang diinginkan. Kompetensi terdiri dari pemikiran komponen dasar yang meliputi : a. Knowledge (Specific Tchnical Issue : Specific legal & practice issues, Environment issues) ; b. Skill (Language & Communication : Interpersonal Skill, Technical Skill, Management & Business Skill) ; c. Ethic and Attitude ( Responsibility : Lialibility, Accountability, Integrity )
§ Hard skill bersifat teknis dan biasanya tertulis pada bio data atau CV seseorang yang mencakup pendidikan, pengalaman, dan tingkat keahlian (teknis).
Peran Soft Skill dan Hard Skill
Psikolog David McClelland berpendapat bahwa terdapat beberapa hal yang berkontribusi terhadap kesuksesan para eksekutif. Faktor-faktor yang terkuat antara lain dorongan pencapaian, mengembangkan orang lain, kemampuan beradaptasi, pengaruh, kepercayaan diri dan kepemimpinan. Semuanya adalah soft skill. Satu-satunya hard skill yang masuk dalam daftarnya hanyalah kemampuan berpikir analitis.
Hasil penelitian menunjukkan , justru soft skill yang menentukan kesuksesan seseorang dalam kepemimpinan suatu bisnis. Seperti artikel pada CPA Journal yang mengemukakan bahwa 20% kesuksesan seseorang diperkirakan berasal dari intelegensia yaitu kemampuan untuk belajar dan memahami. Sementara itu, 80% sisanya berasal dari kemampuan untuk memahami diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain.
Oleh karena itu, tak dapat disangkal lagi bahwa communication dan interpersonal skill merupakan syarat terpenting untuk sukses di profesi manapun. Komunikasi merupakan sesuatu yang selalu kita lakukan baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Komunikasi juga mengambil peranan penting dalam team working skill. Jika kita tidak dapat bekerja sama dengan baik dengan orang-orang lain di dalam organisasi, maka tujuan akan semakin sulit
Sumber : diolah dari berbagai sumber ( http://tatyalfiah.wordpress.com/2009/11/08/soft-skill-mengantarkan-seseorang-mencapai-kesuksesan/ )
Minggu, 21 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar